Posted on / in Kisah Inspiratif

“Transformasi Kepemimpinan: Perjalanan A. Wahyuli, Kepala Desa Mallari, bersama SPAK”

A. Wahyuli, S.Pd., kepala Desa Mallari di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menjadi sosok inspiratif dalam menghadapi tantangan pemerintahan dan membangun kesadaran anti-korupsi di desanya. Dengan populasi sekitar 2.950 jiwa dan sumber mata pencaharian utama dari pertanian, peternakan, perikanan, dan budidaya rumput laut, Desa Mallari memiliki kekayaan potensial yang harus dikelola dengan bijak. 

Sejak awal memimpin Desa Mallari ia fokus pada pengembangan masyarakat dan pemberdayaan perempuan. Salah satu langkah nyata yang diambilnya adalah mendukung gerakan SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) di desanya sejak akhir tahun 2017. Mengikuti Training Of Trainer (TOT) SPAK pada tahun ini, Wahyuli dan kader Desa Jujur serta Agen SPAK mengalami transformasi besar. 

Melalui TOT, Wahyuli dan kader Desa Jujur mendapatkan pemahaman mendalam tentang perilaku koruptif yang sebelumnya dianggap biasa. Mereka dibekali  dengan alat edukasi seperti games SEMAI dan Majo, yang menjadi instrumen efektif dalam menanamkan nilai-nilai anti-korupsi. 

Langkah-langkah strategis yang ia lakukan sebagai agen SPAK tampak nyata dalam perubahan Desa Mallari. Pertama, ia membentuk kader Desa Jujur dan Agen SPAK yang memiliki peran sentral dalam menggerakkan pencegahan korupsi. Kedua, setiap moment dijadikan kesempatan untuk menyampaikan semangat anti-korupsi, termasuk melalui permainan SPAK. Ketiga, ia fokus pada peningkatan kapasitas kader dan agen. Keempat, kader dan agen SPAK diintegrasikan dalam setiap kegiatan desa. Kelima, promosi nilai anti-korupsi di tempat umum dengan pemasangan poster, spanduk, atau baliho. 

Perubahan signifikan juga dirasakan olehnya dalam kapasitas kepemimpinan dan sistem pelayanan publik Desa Mallari. Pengambilan keputusan menjadi lebih hati-hati, mempertimbangkan nilai-nilai anti-korupsi. Sistem pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien, berbasis SOP, dan tanpa biaya sepersen pun serta tanpa praktik nepotisme. Namun, pengalaman yang paling menggugah hati adalah perubahan dalam pemikiran tentang gratifikasi. Sebelumnya, tindakan-tindakan yang dianggap sebagai bantuan ternyata merupakan bentuk korupsi yang merugikan. 

Meski demikian, perjalanannya sebagai agen SPAK tidak terlepas dari tantangan. Namun, dengan ketangguhan dan semangatnya, ia berhasil memenangkan kepercayaan pamong desa yang awalnya skeptis terhadap gerakan SPAK. Wahyuli memiliki harapan besar terhadap gerakan SPAK di Desa Mallari. Ia berharap agar gerakan ini terus berjalan, menjadi penunjuk dan pengingat akan pentingnya nilai anti-korupsi. Harapannya adalah agar semangat anti-korupsi dapat tersebar dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari, mewujudkan cita-cita negara bebas korupsi untuk masa depan keluarga dan bangsa. 

Dengan penuh harapan, Wahyuli mengajak semua untuk terus mendukung gerakan SPAK. Dia percaya bahwa dengan menanamkan nilai-nilai antikorupsi, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk keluarga, bangsa, dan negara. Sebagai pesan terakhir, Wahyuli menyerukan kepada semua perempuan untuk tetap menjadi agen perubahan, menanamkan nilai-nilai kejujuran, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang. 

Tags: