Kisah Inspiratif

“Transformasi Kepemimpinan: Perjalanan A. Wahyuli, Kepala Desa Mallari, bersama SPAK”

A. Wahyuli, S.Pd., kepala Desa Mallari di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menjadi sosok inspiratif dalam menghadapi tantangan pemerintahan dan membangun kesadaran anti-korupsi di desanya. Dengan populasi sekitar 2.950 jiwa dan sumber mata pencaharian utama dari pertanian, peternakan, perikanan, dan budidaya rumput laut, Desa Mallari memiliki kekayaan potensial yang harus dikelola dengan bijak.  Sejak awal memimpin Desa Mallari ia fokus pada pengembangan masyarakat dan pemberdayaan perempuan. Salah satu langkah nyata yang diambilnya adalah mendukung gerakan SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) di desanya sejak akhir tahun 2017. Mengikuti Training Of Trainer (TOT) SPAK pada tahun ini, Wahyuli dan kader Desa Jujur serta Agen SPAK mengalami transformasi besar.  Melalui TOT, Wahyuli dan kader Desa Jujur mendapatkan pemahaman mendalam tentang perilaku koruptif yang sebelumnya dianggap biasa. Mereka dibekali  dengan alat edukasi seperti games SEMAI dan Majo, yang menjadi instrumen efektif dalam menanamkan nilai-nilai anti-korupsi.  Langkah-langkah strategis yang ia lakukan sebagai agen SPAK tampak nyata dalam perubahan Desa Mallari. Pertama, ia membentuk kader Desa Jujur dan Agen SPAK yang memiliki peran sentral dalam menggerakkan pencegahan korupsi. Kedua, setiap moment dijadikan kesempatan untuk menyampaikan semangat anti-korupsi, termasuk melalui permainan SPAK. Ketiga, ia fokus pada peningkatan kapasitas kader dan agen. Keempat, kader dan agen SPAK diintegrasikan dalam setiap kegiatan desa. Kelima, promosi nilai anti-korupsi di tempat umum dengan pemasangan poster, spanduk, atau baliho.  Perubahan signifikan juga dirasakan olehnya dalam kapasitas kepemimpinan dan sistem pelayanan publik Desa Mallari. Pengambilan keputusan menjadi lebih hati-hati, mempertimbangkan nilai-nilai anti-korupsi. Sistem pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien, berbasis SOP, dan tanpa biaya sepersen pun serta tanpa praktik nepotisme. Namun, pengalaman yang paling menggugah hati adalah perubahan dalam pemikiran tentang gratifikasi. Sebelumnya, tindakan-tindakan yang dianggap sebagai bantuan ternyata merupakan bentuk korupsi yang merugikan.  Meski demikian, perjalanannya sebagai agen SPAK tidak terlepas dari tantangan. Namun, dengan ketangguhan dan semangatnya, ia berhasil memenangkan kepercayaan pamong desa yang awalnya skeptis terhadap gerakan SPAK. Wahyuli memiliki harapan besar terhadap gerakan SPAK di Desa Mallari. Ia berharap agar gerakan ini terus berjalan, menjadi penunjuk dan pengingat akan pentingnya nilai anti-korupsi. Harapannya adalah agar semangat anti-korupsi dapat tersebar dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari, mewujudkan cita-cita negara bebas korupsi untuk masa depan keluarga dan bangsa.  Dengan penuh harapan, Wahyuli mengajak semua untuk terus mendukung gerakan SPAK. Dia percaya bahwa dengan menanamkan nilai-nilai antikorupsi, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk keluarga, bangsa, dan negara. Sebagai pesan terakhir, Wahyuli menyerukan kepada semua perempuan untuk tetap menjadi agen perubahan, menanamkan nilai-nilai kejujuran, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang. 
Berita Event

Delapan Belas Agen SPAK Baru Siap Sebarkan Semangat Antikorupsi

SPAK Indonesia baru saja menyelenggarakan Pelatihan untuk Pelatih (ToT) dari tanggal 29 Februari sampai dengan 1 Maret 2024. Kegiatan ini bertujuan menambah jumlah Agen untuk memperkuat SPAK Indonesia agar dapat terus menyebarkan nilai-nilai antikorupsi dalam masyarakat.  Dalam pelatihan selama 2,5 hari, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang delik-delik korupsi, melakukan refleksi terkait perilaku koruptif sehari-hari, mengenal berbagai permainan SPAK, serta belajar menjadi fasilitator permainan SPAK. Pelatihan juga melibatkan simulasi untuk mempraktikkan pemahaman yang diperoleh dalam berbagai situasi kehidupan.  Para peserta yang lulus pelatihan akan menjadi agen SPAK dan siap terjun ke masyarakat untuk menyebarkan semangat antikorupsi. Mereka telah dilatih oleh narasumber berkompeten, antara lain Ganjar L Bonaprapta, Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Judhi Kristantini, Pendiri SPAK dan Penasihat SPAK Indonesia, Wawan dari Transparency International Indonesia, dan Maria Kresentia, Direktur SPAK Indonesia serta agen-agen SPAK Jakarta yang sudah lebih dahulu mengikuti pelatihan.  Peserta ToT ini cukup beragam dari sisi profesi maupun usia. Ada yang jauh-jauh datang dari Bontang, Samarinda dan Menado atas biaya sendiri. Mereka ada yang bekerja di Inspektorat dan juga Bea dan Cukai. Selain itu ada juga guru, mahasiswa, aktivis dan asesor. Meskipun cuaca tidak mendukung pada hari pertama, semangat peserta tetap tinggi, menunjukkan komitmen mereka dalam berpartisipasi dan belajar. Setiap peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan akan mendapatkan sertifikat kehadiran, dua permainan SPAK (SEMAI untuk siswa dan MAJO untuk dewasa umum), serta perangkat sosialisasi lain. Dalam lembar refleksi yang diisi peserta di akhir pelatihan, semua menyatakan pelatihan ini membuka mata mereka tentang betapa banyak perilaku koruptif di masyarakat bahkan mereka pun sering melakukan tanpa menyadari. Sebagai langkah awal para Agen SPAK baru ini bertekad untuk mengubah pola pikir selama ini yang cenderung membenarkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, serta mulai menyebarkan nilai-nilai antikorupsi yang diperoleh dalam pelatihan pada lingkungan sekitar dengan menggunakan permainan SPAK.   Kehadiran 18 Agen perubahan ini sungguh suatu yang membahagiakan, karena mereka mendaftarkan diri secara suka rela dan berkomitmen untuk menyebarkan nilai-nilai antikorupsi di masyarakat. Mereka memberikan harapan masih adanya orang-orang yang merindukan perubahan dan ingin melihat Indonesia bebas dari korupsi, walaupun harus melewati perjalanan panjang dan sepi.    Setelah mengikuti TOT, Agen SPAK bermain SEMAI bersama MahasiswiMengajak teman kantor bermain MAJO
Berita

Pelaksanaan Training of Trainers Sekolah Jujur Sekolah Saya di Medan

Program Sekolah Jujur Sekolah Saya, yang digagas oleh SPAK Indonesia dengan dukungan New Zealand Aid tahun 2023 dilaksanakan di tiga wilayah yakni Medan, Makassar dan Gorontalo. Pelaksanaan ToT sebagai salah satu rangkaian program Sekolah Jujur Sekolah dilakukan pertama kali di Medan pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2023. Dalam ToT ini, perserta diberikan materi mengenai korupsi, perilaku korupsi serta nilai-nilai antikorupsi. Pelatihan yang diikuti UPT SMP Negeri 1 Medan dan SD Negeri Al Wasliyah Medan memberikan pemahaman tentang korupsi, perilaku koruptif serta nilai-nilai antikorupsi pada para kepala sekolah dan guru sebagai motor pembangun ekosistem antikorupsi di sekolah. Pada pelatihan ini, SPAK Indonesia mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Medan ditandai dengan penandatanganan PKS yang dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan dan Direktur SPAK Indonesia. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Bapak Laksamana Putra Siregar, S.H., MSP sedang menandatangani PKS didampingi oleh direktur SPAK Indonesia, Maria Kresentia Setelah mengikuti 2 hari pelatihan, peserta mengakui banyak hal baru yang mereka pelajari. Perilaku yang semula dianggap biasa ternyata masuk dalam ranah koruptif. Selain itu, peserta juga dibekali boardgames SEMAI dan Majo Junior sebagi tools menanamkan nilai-nilai antikorupsi untuk peserta didik di sekolah masing-masing. Dalam satu tahun pelaksanaan program Sekolah Jujur Sekolah Saya ini, setiap sekolah peserta program, akan didampingi oleh satu orang pendamping yang merupakan agen SPAK. Pendampingan tersebut dilakukan secara berkala dan teratur dan menjadi semacam forum bagi Kepala Sekolah dan Guru sekolah sasaran untuk berdiskusi dengan agen SPAK untuk membahas tantangan dan pelaksanaan program, juga mengumpulkan cerita-cerita perubahan yang akan menjadi best practice. Selain itu, dalam menjalankan kegiatan pembangunan integritas, sekolah juga melibatkan seluruh pemangku kepentingan mulai dari Kepala Sekolah, Guru, Siswa, Komite, Wali Murid, hingga seluruh staff yang bekerja di Sekolah tersebut.
Berita Event

SPAK BICARA DI SIDE EVENT ACWG G20 INDIA,26 MEI 2023

Forum Anti-corruption Working Group G20 India mengundang SPAK Indonesia untuk bicara dalam side event bertema “Gender and Corruption”, yang diselenggarakan tanggal 26 Mei 2023 di Hotel Westin Resort & Spa Uttarakhand, Rishikesh, India. Undangan yang datang mendadak ini semula meminta SPAK Indonesia mengirim video sepanjang 4 menit yang menjelaskan kegiatan SPAK dalam menggerakan perempuan ikut dalam pencegahan korupsi. Melalui email pada panitia, SPAK menjelaskan bahwa saat ini sedang mengembangkan fokus pada korupsi sebagai penyebab kejahatan terhadap perempuan. Balasan email tersebut, justru mengundang SPAK untuk hadir langsung dalam side event tersebut dan memaparkan apa saja yang telah dilakukan SPAK dalam pencegahan korupsi, termasuk korupsi yang berdampak pada kekerasan terhadap perempuan. Seluruh pembiayaan wakil dari SPAK Indonesia ditanggung oleh pemerintah India sebagai penyelenggara G20. Setelah melalui pengurusan visa yang cukup rumit, karena terbatasnya waktu, maka pada tanggal 24 Mei 2023, Maria Kresentia, sebagai direktur, bersama Judhi Kristantini sebagai co-founder berangkat ke Uttarakhand, India untuk mewakili SPAK Indonesia. Side Event yang berupa talkshow tersebut dibuka oleh Menteri Luar Negeri India, Ibu Meenakshi Lekhi dan diisi beberapa pembicara, yaitu Valentina M. Donini dari Open Government Partnership Multi-stake holder Forum, Itali, delegasi dari Afrika, Sonika Kanojia dan Rajni Rawat, perwakilan dari program pemberdayaan perempuan pemerintah India, Brigitte Strobel-Shaw, ketua bidang Corruption and Economic Crime UNODC serta Maria Kresentia, Direktur SPAK Indonesia. Menteri Luar Negeri India dalam sambutannya menjelaskan program pemerintah India dalam meningkatkan pemberdayaan pada perempuan, namun pelaksanaannya terhalang oknum-oknum korup yang membawa uang ke luar India yang seharusnya dapat mendanai kesehatan lebih banyak untuk perempuan dan keluarganya. Valentina M. Donini memaparkan bahwa perempuan menderita lebih banyak sebagai korban korupsi, diantaranya karena adanya sextortion yang sulit dibuktikan karena timbulnya victim blaming. Disamping itu, Donini juga mengatakan bahwa perempuan seringkali menjadi lebih defensif terhadap korupsi karena mereka ingin menekan akibat yang mereka rasakan. Sistem politik yang melibatkan lebih banyak perempuan akan dapat mengurangi korupsi. Karena itu strategi pencegahan korupsi perlu menekankan kesetaraan jender sebagai upaya memberi peluang lebih besar pada perempuan untuk ikut di dalamnya. Delegasi dari Afrika menyatakan setuju bahwa perempuan adalah pihak yang paling dirugikan oleh korupsi. Hal lain yang dikemukakannya adalah perlunya data tentang jumlah perempuan dibanding laki-laki yang melakukan korupsi serta jenis yang dilakukan masing-masing untuk dapat melakukan intervensi yang tepat.  Ia juga menjelaskan pentingnya memberikan pelatihan pada petugas pelayanan tentang pelayanan publik berbasis jender. Sonika Kanojia dan Rajni Rawat, yang mewakili perempuan India dalam program pemberdayaan perempuan yang digagas pemerintah India, menceritakan perjalanan mereka membangun UMKM yang mandiri dari nol hingga berhasil mempunyai beberapa karyawan. Mewakili SPAK Indonesia, Maria Kresentia menceritakan perjalanan SPAK sejak awal berdiri sebagai gerakan sosial hingga menjadi sebuah organisasi yang mendiri. Perjalanan SPAK adalah rangkaian cerita perempuan dari berbagai latar belakang dari 34 provinsi yang bergerak ikut dalam pencegahan korupsi menggunakan alat bantu berupa permainan dan telah melakukan berbagai perubahan di institusi masing-masing. Maria Kresentia juga menjelaskan bahwa saat ini SPAK meluaskan area fokusnya pada korupsi yang menimbulkan tindak kejahatan terhadap perempuan, seperti perkawinan anak dan perdagangan orang. Penelitian tentang korupsi dalam perdagangan orang di Provinsi Sulawesi Selatan yang telah dilakukan SPAK Indonesia, saat ini telah menjadi materi advokasi untuk mendorong regulasi baru Tindak Pidana Perdaganan Orang yang memasukkan korupsi sebagai salah satu faktor yang memfasilitasi kejahatan tersebut. Paparan Maria Kresentia menggambarkan, betapa apa yang telah dilakukan agen-agen SPAK merupakan tindakan pencegahan korupsi yang nyata dan berdampak. Seusai talkshow tersebut Ibu Meenakshi Lekhi selaku Menteri Luar Negeri India, memberi selamat pada SPAK Indonesia dan mengutarakan kekagumannya pada gerakan perempuan di Indonesia yang telah menunjukkan dampak nyata dalam pencegahan korupsi. Diundangnya SPAK Indonesia dalam side event ACWG G20 India ini membuktikan, bahwa apa yang dilakukan para agen SPAK dalam pencegahan korupsi telah diakui forum internasional dan dapat menjadi best practice bagi gerakan perampuan di negara lain.
Sosialisasi SDN Maricaya II
Berita

Libatkan Multi Pihak, SDN Maricaya II Nyatakan Ekosistem Sekolah Antikorupsi melalui Mushola Ramah Anak

Pembangunan ekosistem sekolah antikorupsi nyatanya tidak cukup hanya melibatkan siswa-siswi dan aktor-aktor tenaga pendidik dalam lingkungan sekolah. Karena proses pendidikan tidak berhenti ketika jam sekolah berakhir, namun pula mengiringi siswa-siswi ketika kembali ke rumah dan masyarakat. Oleh sebab itu, SDN Maricaya II yang juga merupakan sekolah dampingan dalam program “Sekolah Jujur Sekolah Saya” berinisiatif untuk mengundang seluruh pihak yakni orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat yang diwakili oleh RT dan RW dalam sosialisasi program yang diselenggarakan oleh SPAK Indonesia dan Kemdikbudristek.  Pelibatan pemangku kepentingan di luar lingkungan sekolah ini salah satunya didasari oleh relasi baik antara sekolah, RT dan RW serta komite sekolah dalam dinamika bermasyarakat sehari-harinya. Sehingga, ketika Kepala SDN Maricaya II meminta diadakannya sosialisasi oleh pihak SPAK, inisiatif untuk melibatkan Komite Sekolah, RT, dan RW pun disambut baik. Dalam sosialisasi yang dilaksanakan pada 13 Juni 2022 ini, para peserta menyambut baik rancangan program dalam membangun lingkungan sekolah antikorupsi. SD Maricaya II yang memiliki citra sebagai sekolah yang “kurang dikenal”, mungkin karena lokasinya yang agak tersembunyi, ditambah dengan kondisi bangunan sekolah yang cenderung memprihatinkan dengan kondisi bangku-bangku rusak dan menumpuk.  Mendengar bagaimana program Sekolah Jujur, Sekolah Saya memperkenalkan pendekatan yang holistik dalam “mengajarkan siswa tentang menjaga nilai kebersihan, kerja sama, jujur, sehingga rencana realisasi program ini dihadirkan dalam bentuk mushola yang ramah anak pun disambut dengan baik oleh ketua komite,” ungkap Kepala SDN Maricaya II. Harapannya, musholla ramah anak ini bisa mengajarkan nilai-nilai selain terkait ibadah ritual, juga belajar bertanggungjawab, jujur, sopan, yang semuanya bisa didapatkan dari salah satu alat permainan SPAK yakni Semai. Ketika agen SPAK memandu sesi bermain Semai, antusiasme luar biasa muncul dari para peserta sosialisasi. Dengan penjelasan dan contoh soal yang mudah dipahami bahkan oleh anak-anak, semua yang hadir sepakat bila Semai diintegrasikan sebagai salah satu alat permainan yang selalu tersedia di mushola dan di ruang kelas, terutama ketika tidak ada jam pelajaran. Salah satu agen SPAK yang hadir kala itu, Ira, bercerita, “ada yang khawatir kalau gurunya berhalangan masuk kelas untuk memandu bermain Semai bagaimana? Apa boleh agen SPAK yang langsung hadir untuk memfasilitasi permainan tersebut?” menanggapi antusiasme tenaga didik yang hadir. Pasca sosialisasi, SDN Maricaya II berencana mengadakan perumusan indikator sekolah jujur yang merupakan turunan dari mushola ramah anak. Kepala SD Maricaya dan Ketua Komite Sekolah berharap bahwa ekosistem sekolah akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dari kondisi yang kurang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar dengan segala keterbatasan layanan dan infrastruktur yang ada. Dengan masuknya program Sekolah Jujur, Sekolah Saya, mereka berharap bahwa siswa-siswi mereka betul-betul bisa mewujudkan nilai-nilai integritas agar yang nantinya bisa ternyatakan, salah satunya melalui kontribusi prestasi seperti selayaknya sekolah lainnya di Kota Makassar.
Agen SPAK Polwan DIY AKBP Irene di depan elektronik Survey Kepuasan Masyarakat
Kisah Inspiratif

Integrasi Nilai Integritas dalam Diri dan Profesi, Agen SPAK Polwan AKBP Irene jadi Nominasi Polisi Berintegritas Hoegeng Awards

Menghadirkan perubahan mulai dari diri sendiri yang terintegrasi dalam rutinitas sehari-hari terdengar seperti sebuah hal kecil. Namun bagi Kepala Bagian Reformasi Birokrasi POLRI di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta AKBP Irene Ayu Anggraini, perubahan perilaku tersebut mampu memberikan dampak yang luar biasa.  Selama karirnya bergabung dalam jajaran kepolisian, AKBP Irene berkesempatan mengikuti pelatihan nilai-nilai antikorupsi yang diselenggarakan oleh SPAK dan AIPJ2 di Yogyakarta pada tahun 2016 dan 2017 bersama rekan-rekan polisi Wanita (polwan) lainnya.  Melalui pemaparan narasumber dan agenda perkenalan alat permainan SPAK, “mindset dan cultureset digiring untuk membangun integritas,” ungkap AKBP Irene. Hal ini menyulut semangat AKBP Irene dan peserta lainnya untuk bergerak bersama menghadirkan perubahan dengan melakukan sosialisasi kepada rekan-rekan kerja maupun masyarakat. Terutama dengan permainan SPAK seperti ARISAN, banyak momen di mana peserta tersentil bahwa hal-hal yang biasa ternyata belum tentu benar, seperti gratifikasi, dan kebiasaan menyontek. Walaupun seiring berjalannya waktu aktivitas penyuluhan tidak lagi rutin dilakukan, namun AKBP Irene melihat bahwa nilai-nilai yang didapatkan melalui pelatihan SPAK dapat dihadirkan melalui pembangunan zona integritas dalam ruang lingkup tugasnya di Bagian Reformasi Birokrasi POLRI.  Bagian Reformasi Birokrasi Polda DIY fokus pada upaya-upaya perubahan dalam institusi, salah satunya melalui pembangunan zona integritas. AKBP Irene, sesuai tupoksi, membuat inovasi yakni elektronik survei kepuasan masyarakat yang bekerja secara real time pada unit-unit pelayan SIM dan SKCK di jajaran Polda DIY. AKBP Irene menjelaskan, “setelah mendapatkan pelayanan, masyarakat kami harapkan mengisi survei secara online terkait dengan SDM, perangkat, waktu, biaya, total ada 9 alat ukur.” Masyarakat dapat memberikan evaluasi dan masukan kepada institusi apakah ada bagian yang kurang pas maupun dapat dikembangkan. Setelah pesan dikirim, pimpinan di pusat dapat langsung mengevaluasi proses pelayanan di mana yang kurang baik, apa yang kurang berkenan di masyarakat. Tantangan infrastruktur, terutama jaringan internet, membutuhkan pembenahan pada jaringan internet untuk terus diperbaiki. Inovasi AKBP Irene bahkan dalam meningkatkan integritas pelayanan POLRI mendapat apresiasi langsung dari pihak AIPJ2 dalam kunjungannya ke Polda DIY kala itu.  Sejak 2020, Mabes POLRI sudah mempersiapkan produk aplikasi survei yang diseragamkan dan terintegrasi menjadi satu dan dapat digunakan di seluruh Indonesia. POLRI yang kini dipimpin oleh Sigit Listyanto memperhatikan secara khusus pembangunan zona integritas di unit-unit kepolisian di seluruh Indonesia. “Menurut penilaian pimpinan di pusat di Mabes POLRI, pembangunan zona integritas di Polda DIY termasuk salah satu yang terbaik,” sambung AKBP Irene. Perilaku jujur dan integrasi nilai-nilai antikorupsi dalam rutinitas personal dan profesional AKBP Irene tidak hanya menghadirkan dampak dalam lingkungan sekitarnya, namun membawa kabar baik baginya. Kabar bahwa AKBP Irene menjadi salah satu nominasi Hoegeng Award dalam kategori “Polisi Berintegritas” merupakan sebuah kejutan baginya. Ia ingat bahwa pembukaan rangkaian kegiatan dibuka kepada publik di mana masyarakat dapat menominasikan polisi di daerahnya yang berintegritas dengan menyertakan alasan-alasan. Seleksi dilakukan secara independen oleh tim penyelenggara yakni detikcom, ombudsman, tokoh masyarakat. Dari sekian ribu polisi yang diusulkan, Irene menjadi salah satu nominasi untuk kategori Polisi Berintegritas. “Melaksanakan jobdesc sebagai tanggung jawab dan ibadah saya. Yang penting saya tetap berusaha melakukan titipan Tuhan ini sebaik-baiknya, walau justru terus terang rasanya masih jauh dari sempurna, masih perlu kerja keras lagi terutama dengan dinamika masyarakat yang terus berkembang.”
Event

Membangun Budaya Antikorupsi sejak Dini melalui Program Organisasi Penggerak Kemendikbud Ristek

Program Organisasi Penggerak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (POP Kemendikbud Ristek) merupakan kesempatan bagi SPAK Indonesia untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi di sekolah dengan menjadikan guru serta Kepala sekolah sebagai role model (contoh nyata) dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari. SPAK merancang rangkaian aktivitas dalam bentuk penguatan kapasitas yang dilakukan secara daring. SPAK menyasar 15 guru dan kepala sekolah di Jakarta dan 15 guru serta kepala sekolah di Makassar dalam pelatihan POP. Adapun tujuan dari peningkatan kapasitas ini ialah membangun karakter guru dan kepala sekolah sebagai tenaga didik yang berperilaku antikorupsi, sehingga dapat mendorong terwujudnya ekosistem sekolah yang antikorupsi. Selain itu, dalam pelatihan POP Kemendikbud Ristek ini SPAK Indonesia juga mengajarkan, cara belajar-mengajar alternatif yang interaktif dan kreatif bagi tenaga didik dalam rangka menghidupkan pendidikan nilai-nilai antikorupsi.  Pelaksanaan POP Kemendikbud Ristek oleh SPAK Indonesia memiliki tiga aktivitas yang meliputi sosialisasi kegiatan, kegiatan Training of Trainer (TOT), dan pasca TOT. Aktivitas pertama telah diadakan pada 12 Oktober 2021 melalui daring yang diikuti oleh guru-guru dari sekolah di Jakarta dan Makassar. Adapun sekolah-sekolah yang terlibat meliputi SDN Mampang 05 Jakarta Selatan, SDN Pancoran 01 Pagi Jakarta Selatan, SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat, SDN Menteng 03 Jakarta Pusat, SDS Santa Ursula Jakarta Pusat, SD INPRES Unggulan Toddopuli Kota Makassar, SD Negeri Bawakaraeng I Kota Makassar, SD Negeri Bara-Baraya 1, SD Unggulan BTN Pemda, dan SD Negeri Maricaya 2.  Aktivitas kedua ialah TOT daring bersama 15 tenaga didik dari sekolah dasar negeri di Jakarta pada 20-22 Oktober 2021 dan 27-29 Oktober 2021 bersama tenaga didik dari daerah intervensi Makassar. Dalam tiga hari kegiatan, para tenaga didik diberikan pemahaman tentang Membanung Budaya Antikorupsi, kemudian sesi refleksi, dan berlatih menjadi fasilitator belajar dengan menggunakan Game SPAK. Sebagai praktik langsung, para tenaga didik diberikan kesempatan untuk membuat video yang menggambarkan diri mereka sedang mengajarkan materi antikorupsi melalui permainan dari SPAK. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pengetahuan hingga pengalaman bersama tentang materi pembelajaran dari kegiatan POP Kemendikbud Ristek. Di akhir sesi pelatihan, para guru memberikan refleksi berupa kesan-kesan yang didapatkan. Seperti menurut Ibu Siti Millatina Shrothi, seorang guru dari SDN Pela Mampang 05 Jakarta Selatan mengatakan, “POP SPAK memberikan banyak informasi dan pengetahuan baru mengenai nilai-nilai antikorupsi yang ternyata dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kami (para guru peserta TOT) berencana akan memainkan permainan-permainan ini di lain hari dan akan memperkenalkan permainan ini kepada peserta didik.” Kesan menarik lainnya datang dari Kepala SDS Santa Ursula, Bpk. Yohanes Mulyasunarna yang menuliskan, “Adanya simulasi tentang materi yang didapat selama workshop, bagus untuk mempertajam pemahaman materi yang didapat, dan ini menyenangkan.” Refleksi lain datang dari peserta TOT di Makassar. Bpk. Muh. Fahrul mengakui, “Alhamdulillah, saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan pelatihan POP SPAK Indonesia karena saya sebagai guru kelas bisa mendapatkan ilmu tentang korupsi, gratifikasi, ataupun suap yang sangat bermanfaat bagi saya yang masih kurang pemahamannya tentang korupsi dan lain-lain. Pemateri dan instruksi juga sangat baik dalam menjelaskan arahan kepada kami (guru-guru) tentang permainan yang disediakan oleh SPAK Indonesia. Tentunya, games ini akan diajarkan kepada siswa kami, agar mereka mempunyai pemahaman tentang korupsi dan lain-lain. Jujur saja, sebelum saya mengikuti pelatihan tentang korupsi, tanpa disadari pernah melakukan gratifikasi ataupun suap namun setelah mengikuti pelatihan ini, saya tidak akan pernah melakukan lagi dan lebih baik mengikuti prosedur yang ada dan lebih taat kepada aturan.”Tonton karya video-video memainkan Game SPAK sebagai bentuk peran serta membangun generasi berkarakter dan antikorupsi dari tenaga didik peserta POP Kemendikbud Ristek oleh SPAK Indonesia di sini. Referensi Gambar: Program Organisasi Penggerak, Kembdikbud Ristek
Event

Dari GPP ke POP Membangun Karakter Guru, Menguatkan Peradaban Bangsa

GPP adalah Guru Pembangun Peradaban POP adalah Program Organisasi Penggerak Gerakan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) telah membuktikan bahwa menanamkan keyakinan akan nilai-nilai antikorupsi merupakan salah satu faktor pendorong perubahan dalam rangka pencegahan korupsi.1 Fakta memprihatinkan tentang merosotnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia dari angka 35 menjadi 40 di tahun 2020 menunjukkan bahwa penegakan hukum perlu dibarengi upaya penanaman nilai-nilai antikorupsi agar terjadi perubahan berkelanjutan demi generasi penerus bangsa yang bebas dari korupsi.   Dalam hal ini sekolah menjadi lembaga yang memiliki peran besar, setelah keluarga. SPAK memulai gerakan Guru Pembangun Peradaban (GPP) yang diluncurkan pada 5 Desember 2019. Program tersebut dapat terwujud berkat hasil kerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya dan sektor bisnis swasta. GPP juga bermula dari keputusan Wali Kota Surabaya saat itu ialah Ibu Tri Rismaharini, untuk memberlakukan kurikulum antikorupsi di Kota Surabaya. Hal itu mendorong SPAK memberikan usulan untuk mengawali pelaksanaan keputusan itu dengan membentuk guru-guru dan kepala sekolah antikorupsi agar menjadi role model antikorupsi bagi para siswa dan seluruh pemangku kepentingan sekolah. Para guru dan kepala sekolah ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya ekosistem antikorupsi di sekolah masing-masing. GPP disambut baik oleh Ibu Risma dan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya. SPAK menindalanjuti dengan menyusun program pelatihan yang direncanakan untuk 1.000 guru dan kepala sekolah. Akibat hadirnya pandemi Covid 19 pelatihan tersebut terhenti sampai 350 guru dan kepala sekolah. Tiga bulan setelah pelatihan, para guru dan kepala sekolah yang telah mengikuti pelatihan GPP, mencoba mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh. Para guru dan kepala sekolah juga mengajarkan pendidikan antikorupsi dengan menggunakan permainan yang dibuat oleh SPAK sebagai alat bantu belajar. SPAK mencatat evaluasi dari 350 guru dan kepala sekolah hingga mendapati terjadinya perubahan, baik di tataran individu maupun murid. Seperti halnya, para guru menolak untuk mendapatkan hadiah dari wali murid dengan penuh kesadaran dan hadir mengajar tepat waktu. Sedangkan pada tataran murid, para guru memberikan informasi bahwa murid di sekolah sudah sadar untuk mengantri ketika masuk kelas maupun jajan di kantin, tidak mencontek, maupun tidak melakukan perundungan terhadap sesama.2  Pengalaman SPAK dalam lingkup pencegahan, terlebih lagi kepada tenaga didik, menjadikan SPAK ingin terus melanjutkannya di daerah lain di Indonesia. Program Organisasi Penggerak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (POP Kemendikbud Ristek) menjadi kesempatan untuk dapat melakukan hal tersebut. POP menjadi perpanjangan tangan SPAK untuk dapat berinteraksi secara langsung bersama guru-guru dan kepala sekolah dalam melakukan pencegahan korupsi di sekolah. Sehingga seluruh lapisan masyarakat yang ada di rumah maupun sekolah dapat mendidik anak-anak untuk memiliki nilai integritas di dalam kehidupan sehari-hari.  Pelatihan guru dan kepala sekolah bersama POP Kemendikbud Ristek saat ini diberikan pada 5 sekolah di Jakarta dan 5 sekolah di Kota Makassar. Program monitoring terhadap para peserta ini masih terus berlangsung juga dengan mengadakan pendampingan bersama para Agen SPAK di wilayah terkait. 1 Sarah Dyer, SPAK Evaluation 2016/2017, dapat di akses di 2 Laporan Kegiatan GPP Surabaya. SPAK Indonesia. 2020. Referensi Gambar: Program Organisasi Penggerak, Kembdikbud Ristek
Bermain SPAK di Pojok Baca kolaborasi agen SPAK Medan Pera Sagala dengan Medan Membaca
Kisah Inspiratif

Berkenalan dengan Nilai Integritas di Pojok Baca

Terik matahari sudah berlalu ketika sekelompok orang mulai berdatangan meramaikan Taman Ahmad Yani Medan. Di antaranya, tampak anak-anak yang berkunjung bersama dengan orang tua dan tentunya hadir pula teman-teman anggota Medan Membaca. Di Sabtu sore itu, komunitas Medan Membaca sudah menjadwalkan kegiatan literasi Anti Korupsi, berbentuk taman baca temporal di ruang publik. Diadakan setiap dua minggu sekali, Pojok Baca yang biasanya dilaksanakan di hari Minggu pagi pukul 08.00-10.00 WIB sepakat dilaksanakan Sabtu sore karena menyesuaikan waktu dengan kegiatan pengurus yang juga sukarelawan. Agen SPAK Medan Pera Sagala turut hadir meramaikan kegiatan yang bertepatan dengan pembukaan pertama kali setelah berhenti selama pandemic COVID-19. Mengulas buku Orange Juice for Integrity dan nyepak, atau bermain games SPAK, menjadi agenda utama kegiatan Pojok Baca hari itu. Pera mengungkapkan, pilihan melaksanakan Pojok Baca di Lapangan Merdeka memang sebuah kesengajaan, mengingat kenangan sejarah tempat tersebut sebagai lokasi pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno di Sumatera. Bagi peserta yang hadir, kegiatan bedah buku meninggalkan kesan seru dan meningkatkan kesadaran bagaimana publikasi tentang integritas tokoh bangsa perlu disebarluaskan agar diteladani oleh khalayak luas, terutama pejabat publik yang menjadi role model.  Begitu pun bagi anak-anak yang hadir, bermain papan permainan Semai jelas menjadi obat kejenuhan akan terbatasnya mobilitas dan aktivitas selama pandemi COVID-19. Melalui aktivitas belajar sambil bermain, mereka pun berkenalan dengan sembilan nilai anti korupsi dalam contoh-contoh keseharian yang sangat dekat dengan mereka. “Utamanya anak-anak ini tidak hanya belajar membaca lebih lancar, namun juga membangun keakraban dengan anak-anak seusia mereka dan tentunya belajar nilai-nilai integritas,” tutur Pera. Bagi Pera, nyepak melibatkan anak-anak tidak hanya menyenangkan, tapi juga menjadi salah satu alat bagi mereka untuk menyadari perilaku koruptif yang ada sejak dini sehingga bisa dicegah.  Di luar kedua kegiatan tersebut, anak-anak juga dapat membaca buku cerita lainnya serta bermain dengan peralatan lain yang ada. Bagi Pera, inilah yang menjadi nilai tambah Pojok Baca, di mata anak-anak tidak akan pernah membosankan, karena selalu ada pilihan aktivitas. Aktivitas dan kontribusi Pera di Pojok Baca yang menghadirkan pendidikan antikorupsi melalui permainan SPAK dan aktivitas lainnya mengundang sorotan berbagai pihak. “Kegiatan ini membuat saya pribadi disorot menjadi aktivis anti korupsi di kota Medan. Beberapa kali diminta menjadi narasumber karena jurnalis mengamati kegiatan ini,” jelasnya. Pera berharap, kedepannya semakin bertambah agen-agen anti korupsi, terutama dari pengurus maupun relawan yang terlibat di Pojok Baca. “Mari kita mulai dari diri sendiri dan melanjutkan berjuang bersama kawan-kawan,” pungkasnya.
Alt Text: Sosialisasi Saya Pelajar Anti Korupsi Jujur Mulai dari Sekarang agen SPAK Maluku Tengah Nunung Dwi Setyawati bersama Dharma Wanita Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tengah
Kisah Inspiratif

Mendidik dengan Teladan

Aktif tergabung sebagai agen SPAK Maluku Tengah sejak 2016, Nunung Dwi Setyawati yang akrab dipanggil Nunung baru saja menutup rangkaian kegiatan penyuluhan SPAK bertajuk “Jujur Mulai dari Sekarang” pada 12 November 2021. Dilaksanakan di Masohi, Maluku Tengah, kegiatan ini dihadiri oleh 50 siswa dan 10 guru yang berasal dari 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) serta masing-masing 1 Sekolah Dasar (SD), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Bersama dengan teman-teman Dharma Wanita dari Kementerian Agama Kantor Wilayah Maluku Tengah, Nunung membawakan sesi sosialisasi yang dilanjutkan dengan bermain permainan SPAK.  Mengingat banyaknya alat permainan SPAK yang telah ia terima dari SPAK Indonesia seperti Semai, Majo Yunior dan Majo, Nunung berinisiatif untuk mengundang 3 level institusi pendidikan. Yang menjadi pilihannya adalah SD dan MI, MTs, dan MA. Sengaja mengundang lebih banyak peserta dari SD dan MI karena alat permainan Semai jumlahnya lebih banyak. Peserta dari MTs dan MA kemudian diperkenalkan dengan Majo Junior, sedangkan guru-guru diperkenalkan dengan Majo.  “Harapannya peserta yang hadir dapat menjadi agen-agen di sekolah masing-masing, makanya kami bekali juga sekolah-sekolah dengan dua alat peraga,” ungkap Nunung.  Rangkaian kegiatan setengah hari dimulai dengan perkenalan anti korupsi dan gerakan SPAK. Dengan bekal pengetahuan yang peserta dapatkan di sesi sosialisasi, agenda bermain permainan SPAK menjadi lebih mudah dipahami dan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi banyak peserta, terutama dengan soal-soal pada kartu kasus yang aplikatif.  Nunung ingat betul bagaimana anak-anak peserta didik menyahuti dengan lantang ketika fasilitator memperkenalkan 9 nilai antikorupsi. Proses pembelajaran dimulai ketika diskusi terjadi dan membahas bagaimana perilaku sehari-hari rupanya kerap beririsan dengan perilaku koruptif. “Ada sekelompok siswa yang memandang membagikan jawaban tugas untuk temannya yang tidak mengerjakan tugas merupakan perilaku baik karena mereka menolong teman yang kesusahan. Jadi kadang mereka niatnya baik membantu, padahal salah. Jadi yang memberikan contekan salah, yang meminta contekan pun salah,” tutur Nunung.  Ia pun menemukan cerita serupa di kalangan guru-guru. Banyak cerita yang bermunculan tentang bagaimana orang tua memberikan hadiah kepada guru dengan niat menyambung tali silaturahmi, padahal hal tersebut justru mencederai integritas guru karena ada indikasi ke arah gratifikasi. Dalam kapasitasnya sebagai kepala MA, Nunung tidak memungkiri maraknya praktik tersebut di kalangan tenaga pendidik. “Saya infokan kepada teman-teman guru, kalau kalian izin pulang kampung, lalu membeli oleh-oleh untuk saya, gak akan saya berikan izin pulang kampung lagi, karena itu artinya mereka berusaha membeli integritas saya,” jelasnya sambil terkekeh. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Nunung mengundang sekolah-sekolah untuk berpartisipasi dalam proyek Sekolah Jujur. Perasaannya sedikit lebih plong, mengingat ini adalah salah satu amanah dari SPAK bagaimana bisa menyentuh lebih banyak orang dan berbagi mengenai nilai-nilai anti korupsi. Sambutan akan kegiatan ini pun sangat luar biasa. Dari kalangan sekolah banyak yang bertanya kapan bisa melaksanakan kegiatan seperti ini lagi. Pun dari Dharmawanita mengusulkan melaksanakan kegiatan serupa tapi ditujukan untuk ibu-ibu penyuluh karena target mereka langsung ke masyarakat mengingat penyuluh agama dari Kemenag biasa beraktivitas hingga ke Majelis-majelis Taklim. Nunung juga menceritakan ambisinya melalui kegiatan-kegiatan ini untuk menghadirkan lebih banyak agen-agen perubahan melalui jejaring SPAK.  Di akhir kegiatan, Nunung menyadari bagaimana kritisnya anak-anak jaman sekarang. “Mereka bisa mengakses informasi dari gawai yang mereka miliki, sehingga mereka berani bertanya kenapa aparat berlaku seperti ini, mengapa pemerintah bertindak seperti itu? Makanya kita tidak bisa memberikan pendidikan tanpa memberikan teladan, harus sinergis di dalam semua hal.” Semangat ini pula yang ia harapkan dapat menjadi napas pergerakan agen-agen SPAK. “Apa yang kita dapatkan perlu kita tularkan. Kita tidak bisa menyalahkan kalau kita gak memberikan penjelasan. Banyak yang belum paham konsep gratifikasi, mereka tidak sadar mereka sudah terlibat dalam suap menyuap. Lebih parah lagi kalau mereka melakukan perbuatan tersebut di depan anak-anak mereka. Mereka tidak menyadari bahwa guru sudah melakukan perbuatan yang salah, sehingga anak-anak akan merekam.”  Menutup rangkaian kegiatan, Nunung menyerukan ajakan untuk sama-sama belajar, menularkan ilmu yang sudah didapat agar lama kelamaan nilai antikorupsi menyebar. “Ketika kita tidak bisa menjadi teladan, akan berat. Jadi mulai dari diri sendiri.”