Penyelenggara pemilu berpotensi besar untuk berperilaku
koruptif dengan menggunakan berbagai modus. Perilaku penyelenggara seperti
memindahkan, menambahkan, dan mengurangi peroleh suara salah satu calon kerap
terjadi. Adanya penyimpangan perilaku seperti inilah yang membuat seorang
Rahmawati Karim (Rahma) Agen Gerakan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, gelisah. Namun kegelisahan ini justrumenjadi kekuatan Rahma untuk terus mendorong terwujudnya pemilu tanpa uang.
Menjadii agen SPAK sejak 2015, Rahma sangat gigih
menyebarkan pendidikan antikorupsi ke berbagai tempat. Selain menjalankan
tugas-tugasnya sebagai komisioner Komisi Pemilhan Umum (KPU) divisi teknis,
Rahma, dengan dukungan lembaga, melakukan sosialisasi pemilu tanpa politik uang
kepada 7 orang dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang mencakup 497 Tempat
Pemungutan Suara, 3 orang dari Panitia Pemungutan Suara yang mencakup 129 desa,
dan 5 orang dari Panitia Pemilihan Kecamatan yang mencakup 12 kecamatan.
“Setelah sosialisasi pemilu tanpa politik uang yang dilakukan
Rahma, beberapa penyelenggara berani melaporkan perilaku koruptif yang mereka
alami dan temukan di lapangan. Sebelumnya laporan dari penyelenggara hampir
tidak ada,” ujar Sadeng, Sekretaris KPU dalam kunjungan agen SPAK Sulawesi
Selatan bersama tim Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2)
Makassar pada Jumat, 24 Agustus 2018.
Pada hari yang sama setelah kunjungan ke KPU, tim AIPJ2
Makassar menghadiri ‘Diskusi Terbatas – Impian Demokrasi Tanpa Politik
Uang’ yang diselenggarkan oleh Rahma dalam kapasitasnya sebagai Agen SPAK.
Diskusi ini mengumpulkan para penyelenggara yang prihatin dengan masih
banyaknya perilaku-perilaku koruptif dalam pelaksanaan pemilu. Penyelenggara
yang hadir dalam diskusi ini berasal dari berbagai kelompok dan pelosok daerah,
seperti kelompok disabilitas, kelompok perempuan Masikola (Toraja), pemerhati
lingkungan, pemerhati masyarakat adat, gerakan kepemudaan, kelompok komunitas
kopi, dan wartawan Celebes. Dalam diskusi ini penyelenggara banyak memaparkan
tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam memegang prinsip antikorupsi dalam
pelaksanaan pemilu.
Tidak hanya kepada penyelanggara, Rahma juga melakukan
sosialisasi pemilu tanpa politik uang kepada calon-calon pemilih muda di SMK
Latanro Enrekang – salah satu sekolah yang menerima kegiatan SPAK dengan tangan
terbuka. Rahma memang banyak melakukan sosialisasi nilai-nilai anti korupsi di
sekolah-sekolah, namun tidak jarang ia mendapatkan penolakan.
Kepala Sekolah SMK Latanro, Baharuddin Yusuf, juga mendapatkan
cibiran dari sekolah lain. “Mereka bertanya mengapa saya mau menerima SPAK dan
khawatir bahwa saya akan diinvestigasi. Beberapa sekolah bahkan menganggap
bahwa kegiatan SPAK akan mengganggu pelajaran. Saya jawab, bahwa kegiatan SPAK
merupakan bagian dari pendidikan yang perlu ditanamkan kepada anak-anak,”
paparnya.
Ia juga menambahkan, bahwa siswa-siswi SMK Latanro juga senang
dengan kehadiran kegiatan SPAK yang dibawa oleh Rahma. Kegiatan ini tidak hanya
memberikan ruang bagi anak-anak untuk mempelajari nilai-nilai antikorupsi,
namun juga membangun antusiasme mereka bertemu dengan orang baru di luar
lingkungan sekolah.
Ini bukan pertama kalinya Rahma menciptakan
terobosan-terobosan sebagai agen SPAK. Dalam upaya melebarkan sayap SPAK, Rahma
melibatkan laki-laki yang ingin bergerak dan peduli pada upaya pencegahan
korupsi di tingkat masyarakat. Kesadaran bahwa masih minimnya sumber daya
manusia untuk menyebarkan pendidikan
tentang nilai-nilai antikorupsi mendorong Rahma untuk terus melibatkan lebih banyak orang.
Inisiatif ini kemudian membuahkan GERTAK (Gerakan Enrekang Tanpa
Korupsi) yang saat ini memiliki tiga belas anggota aktif. Lewat GERTAK, SPAK
kini memiliki anggota laki-laki, Suardi, yang bergabung dalam pelatihan SPAK
pada awal 2017. Kehadiran Suardi menjadikan Enrekang sebagai satu-satunya
daerah yang memiliki agen SPAK laki-laki.
Keberanian dan kegigihan perempuan yang tampil lemah lembut ini
membuktikan, bahwa perjuangan melawan korupsi dapat dilakukan oleh siapa pun.
Rahma menjadi contoh betapa komitmennya yang tinggi terhadap pemberantasan
korupsi dapat menyalakan semangat banyak orang untuk ikut dalam perjuangannya.
Ini lah karakter agen perubahan yang sesungguhnya.