Berita

SPAK Indonesia Berpartisipasi dalam Diskusi Pakar KPK untuk Evaluasi Nilai-Nilai Antikorupsi

Jakarta, 14 Mei 2024 –Judhi Kristantini, S.Psi, co-founder Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK Indonesia) hadir dalam diskusi pakar yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Diskusi ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkaji ulang relevansi serta kepentingan nilai-nilai integritas dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia. Acara tersebut diadakan pada tanggal 14 Mei 2024 di Ruang Rapat Lantai 16, Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan. Diskusi ini merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 mengenai KPK, khususnya Pasal 7, yang memberi wewenang kepada KPK untuk menyelenggarakan Pendidikan Antikorupsi (PAK) di setiap jejaring pendidikan, serta merencanakan dan melaksanakan program sosialisasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Acara ini dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama fokus pada pendefinisian nilai-nilai integritas dan turunan perilakunya. Sesi kedua berfokus pada pemetaan nilai-nilai integritas menggunakan metode pemetaan Micmac.  Keterlibatan SPAK Indonesia dalam diskusi ini menunjukkan komitmen ​SPAK Indonesia terhadap upaya pencegahan korupsi melalui pendidikan dan sosialisasi nilai-nilai integritas. SPAK Indonesia percaya bahwa pencegahan korupsi perlu dilakukan mulai dari penanaman nilai-nilai antikorupsi hingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Diskusi ini sangat penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai integritas yang diajarkan tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan zaman. SPAK berharap melalui kolaborasi dengan KPK dan berbagai pihak terkait, upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dapat semakin diperkuat.
Berita Event

SERI DISKUSI ANGGOTA LEGISLATIF 2024 – 2029 DAN KELOMPOK PEREMPUAN

Seri 1 : Diskusi Luring “Memastikan Layanan Pendidikan dan Kesehatan yang Setara bagi Perempuan. Perempuan mewakili 50% dari total pemilih di Indonesia, mereka memainkan peran krusial dalam demokrasi. Selama kampanye, perempuan menjadi target utama para kandidat. Penting bagi perempuan untuk menjadi pemilih cerdas yang memilih berdasarkan program kerja kandidat, bukan politik uang, dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. SPAK Indonesia, melalui kampanye “Suara Perempuan Berharga” menjelang Pemilu 2024, telah membekali pemilih perempuan dengan pengetahuan yang diperlukan. Saat ini langkah berikutnya adalah mengajak perempuan mengawal para kandidat terpilih agar mereka tetap berkomitmen pada kebutuhan perempuan. Forum yang mempertemukan kandidat terpilih dengan pemilih perempuan sangat diperlukan. Di sini, kandidat dapat mempertegas program kerja mereka dan menerima masukan serta kritikan. Forum ini penting untuk memastikan transparansi program kerja legislatif sehingga harapan perempuan akan layanan publik yang setara dapat terwujud. Pada tanggal 23 April 2024, SPAK Indonesia mengadakan diskusi penting mengenai layanan pendidikan dan kesehatan yang setara bagi perempuan. Acara ini mendapat dukungan dari International Foundation for Electoral Systems (IFES) melalui South East Asian Network for Transparent and Accountable Governance (SEANTAG). Diskusi ini diselenggarakan dalam format hybrid, menggabungkan sesi daring dan luring, dan bertujuan untuk memastikan bahwa isu-isu penting yang dihadapi perempuan mendapatkan perhatian dari wakil-wakil terpilih di badan legislatif. Forum diskusi daring pertama ini berlangsung di Makassar, mempertemukan anggota DPRD terpilih yaitu Ir. Andi Muhammad Irfan AB, drg. A. Rachmatika Dewi, dan Hj. Umiyati, S.Kom, dengan para pegiat isu perempuan dari berbagai organisasi masyarakat setempat. Forum ini merupakan wujud partisipasi perempuan dalam mengawal kerja para anggota legislatif terpilih dan memastikan bahwa janji-janji kampanye mereka terpenuhi. Dalam diskusi tersebut,  kelompok perempuan mengajukan isu-isu perempuan yang kritis  pada para anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar. Dalam layanan kesehatan ditemukan bahwa rumah sakit sering kali menolak menangani korban kekerasan yang menggunakan BPJS, serta perempuan miskin yang akan melahirkan tanpa KIS dan BPJS. Hal ini menunjukkan bahwa layanan kesehatan yang ada belum memperhatikan kebutuhan perempuan, terutama perempuan miskin. Selain itu, kurangnya sosialisasi tentang kesehatan reproduksi untuk anak-anak perempuan remaja juga menjadi sorotan penting. Di bidang pendidikan, sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan zonasi tidak sesuai diterapkan di daerah-daerah dan menimbulkan masalah. Hal ini mengakibatkan makin sempitnya kesempatan anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang rendah memicu munculnya lingkaran kemiskinan, sehingga berimbas pada meningkatkan kasus pernikahan usia anak. Lebih parah lagi, tidak ada data spesifik mengenai anak perempuan yang putus sekolah, sehingga upaya pencegahan terhadap perkawinan anak dan perdagangan orang sebagai akibat dari rendahnya pendidikan, tidak dapat dilakukan secara efektif. Menanggapi isu-isu tersebut, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan Kota Makassar terpilih periode 2024-2029 memberikan beberapa tanggapan dan usulan solusi. Mereka menyarankan pembentukan crisis center untuk menampung aduan sekaligus jalan keluar terkait masalah-masaslah perempuan. Selain itu, mereka berkomitmen untuk mengupayakan adanya satu rumah sakit di tingkat provinsi yang beroperasi 24 jam dan menerima perempuan tanpa memerlukan BPJS atau KIS. Mereka juga akan meninjau kembali kebijakan Jamsostek untuk melihat kemungkinan menanggung kasus kekerasan atau korban kekerasan. Untuk isu pendidikan, para anggota DPRD akan mengupayakan kuota khusus bagi anak perempuan sebagai bentuk afirmasi pada pentingnya pendidikan bagi anak-anak perempuan.Mereka juga berencana berkolaborasi dengan LSM untuk mendorong peraturan daerah (Perda) terkait kesehatan perempuan. Diskusi ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi aktif perempuan dalam proses legislatif, terutama mengingat bahwa pemilih perempuan berjumlah 50% dari total pemilih di Indonesia. Dengan memastikan bahwa wakil terpilih memahami dan memperjuangkan kebutuhan serta masalah-masalah yang dihadapi perempuan, diharapkan layanan pendidikan dan kesehatan yang setara bagi perempuan dapat segera terwujud.
Berita

KOLABORASI UNTUK MEMPERKUAT JARINGAN : KERJA SAMA KOALISI ANTI KORUPSI INDONESIA (KAKI) DAN SPAK INDONESIA

SPAK Indonesia selalu membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan beragam organisasi dan lembaga dengan tujuan menegakkan sikap antikorupsi dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah dengan Koalisi Antikorupsi Indonesia (KAKI) yang pada tanggal 3 Maret 2024 berkunjung ke kantor SPAK Indonesia untuk membahas berbagai kemungkinan kolaborasi dalam melakukan kegiatan yang sejalan dengan misi masing-masing organisasi. Salah satu ide yang muncul  adalah kegiatan bersama desa untuk memperkuat tata kelola yang antikorupsi. Selain itu, kedua belah pihak juga melihat kemungkinan mengadakan program pemberdayaan perempuan dalam dunia bisnis, yang juga memasukkan pengetahuan tentang sextortion, suatu bentuk kejahatan terhadap perempuan akibat adanya penyalahgunaan wewenang yang sering terjadi di dunia usaha. Terkait hal ini KAKI dan SPAK Indonesia sepakat untuk membantu perusahaan menyusun mode etik dan kebijakan perusahaan untuk mencegah terjadinya sextortion, serta mengadakan pelatihan. Kerjasama yang akan dilakukan dalam waktu dekat antara SPAK Indonesia dan KAKI meliputi pembuatan modul, workshop atau pelatihan untuk capacity building, serta pembentukan forum untuk NGO guna berbagi dan berkolaborasi. Dengan memiliki misi yang sama dalam penanaman nilai anti korupsi, kolaborasi antara SPAK Indonesia dan KAKI diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dan signifikan dalam mewujudkan tatanan yang lebih transparan dan berintegritas bagi berbagai kalangan masyarakat.
Kisah Inspiratif

Melawan Korupsi dari Ruang Sidang: Dr. Hj. Harijah D., MH

Dr. Hj. Harijah D., MH, seorang hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Agama, memiliki pengalaman yang menginspirasi setelah mengikuti Training of Trainers (ToT) di SPAK pada Mei 2016. Dalam pelatihan itu, ia menyadari bahwa perilaku yang selama ini dianggap biasa dan benar ternyata termasuk bagian dari perilaku koruptif. Misalnya, budaya tidak antri dan memberi hadiah kepada atasan, guru atau dosen, yang sebelumnya dianggap lumrah, sebenarnya berdampak buruk karena bisa menyebabkan pilihan kasih dalam pemberian nilai atau perlakuan. Sebagai agen SPAK, Dr. Harijah D., MH, bertekad untuk menyebarkan nilai-nilai anti korupsi melalui permainan game SPAK di berbagai kalangan, termasuk keluarga, majelis taklim, sesama hakim, dan pegawai di pengadilan. Ia juga mengambil langkah konkret dengan memasang banner 9 nilai anti korupsi di Pengadilan Tinggi Agama tempatnya bertugas, serta di pengadilan tingkat pertama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama. Perubahan yang dilakukan Dr. Harijah D., MH, sebagai agen SPAK sangat signifikan. Dia menghentikan pungutan liar di area parkirPengadilan Agama Lamongan, menjadikannya gratis sebagai upaya memerangi korupsi di pengadilan. Tindakan ini dilakukan meskipun ditentang oleh pihak yang berkepentingan, sebagai bentuk komitmen untuk menjaga kebersihan pengadilan dari praktik koruptif. Selain itu, dia juga menertibkan antrian manual dengan beralih ke antrian digital untuk mengurangi praktek suap di pengadilan yang dipimpinnya. Cerita menarik Dr. Harijah D., MH, terkait dengan gratifikasi adalah ketika dia pertama kali bertugas sebagai ketua Pengadilan Tingkat Pertama. Dia menerima hadiah lebaran dari salah satu bank, namun dengan tulus melaporkannya kepada KPK sesuai prosedur, sebagai contoh bagi pimpinan lain untuk bertindak yang sama. Komitmennya terhadap penegakkan perilaku antikorupsi membuahkan penghargaan baginya sebagai pelopor perubahan untuk antikorupsi. Penghargaan ini diberikan oleh Kemenpan RB. Tidak hanya itu beliau juga berhasil membawa institusinya mendapatkan predikat lembaga wilayah bebas korupsi. Sebagai agen SPAK, harapan Dr. Harijah D., MH, adalah agar nilai-nilai anti korupsi yang dikembangkan di SPAK dapat diimplementasikan di seluruh pengadilan di Indonesia, termasuk Mahkamah Agung, untuk mencegah terjadinya kasus-kasus korupsi yang mencoreng nama baik lembaga peradilan. Pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat adalah mulailah melakukan perubahan dengan menjadi jujur, karena kejujuran adalah kunci untuk mencapai hasil yang lebih baik, baik dalam lingkup kecil seperti rumah tangga, maupun dalam membangun negara yang adil dan makmur.
Kisah Inspiratif

“Transformasi Kepemimpinan: Perjalanan A. Wahyuli, Kepala Desa Mallari, bersama SPAK”

A. Wahyuli, S.Pd., kepala Desa Mallari di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menjadi sosok inspiratif dalam menghadapi tantangan pemerintahan dan membangun kesadaran anti-korupsi di desanya. Dengan populasi sekitar 2.950 jiwa dan sumber mata pencaharian utama dari pertanian, peternakan, perikanan, dan budidaya rumput laut, Desa Mallari memiliki kekayaan potensial yang harus dikelola dengan bijak.  Sejak awal memimpin Desa Mallari ia fokus pada pengembangan masyarakat dan pemberdayaan perempuan. Salah satu langkah nyata yang diambilnya adalah mendukung gerakan SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) di desanya sejak akhir tahun 2017. Mengikuti Training Of Trainer (TOT) SPAK pada tahun ini, Wahyuli dan kader Desa Jujur serta Agen SPAK mengalami transformasi besar.  Melalui TOT, Wahyuli dan kader Desa Jujur mendapatkan pemahaman mendalam tentang perilaku koruptif yang sebelumnya dianggap biasa. Mereka dibekali  dengan alat edukasi seperti games SEMAI dan Majo, yang menjadi instrumen efektif dalam menanamkan nilai-nilai anti-korupsi.  Langkah-langkah strategis yang ia lakukan sebagai agen SPAK tampak nyata dalam perubahan Desa Mallari. Pertama, ia membentuk kader Desa Jujur dan Agen SPAK yang memiliki peran sentral dalam menggerakkan pencegahan korupsi. Kedua, setiap moment dijadikan kesempatan untuk menyampaikan semangat anti-korupsi, termasuk melalui permainan SPAK. Ketiga, ia fokus pada peningkatan kapasitas kader dan agen. Keempat, kader dan agen SPAK diintegrasikan dalam setiap kegiatan desa. Kelima, promosi nilai anti-korupsi di tempat umum dengan pemasangan poster, spanduk, atau baliho.  Perubahan signifikan juga dirasakan olehnya dalam kapasitas kepemimpinan dan sistem pelayanan publik Desa Mallari. Pengambilan keputusan menjadi lebih hati-hati, mempertimbangkan nilai-nilai anti-korupsi. Sistem pelayanan publik menjadi lebih efektif dan efisien, berbasis SOP, dan tanpa biaya sepersen pun serta tanpa praktik nepotisme. Namun, pengalaman yang paling menggugah hati adalah perubahan dalam pemikiran tentang gratifikasi. Sebelumnya, tindakan-tindakan yang dianggap sebagai bantuan ternyata merupakan bentuk korupsi yang merugikan.  Meski demikian, perjalanannya sebagai agen SPAK tidak terlepas dari tantangan. Namun, dengan ketangguhan dan semangatnya, ia berhasil memenangkan kepercayaan pamong desa yang awalnya skeptis terhadap gerakan SPAK. Wahyuli memiliki harapan besar terhadap gerakan SPAK di Desa Mallari. Ia berharap agar gerakan ini terus berjalan, menjadi penunjuk dan pengingat akan pentingnya nilai anti-korupsi. Harapannya adalah agar semangat anti-korupsi dapat tersebar dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari, mewujudkan cita-cita negara bebas korupsi untuk masa depan keluarga dan bangsa.  Dengan penuh harapan, Wahyuli mengajak semua untuk terus mendukung gerakan SPAK. Dia percaya bahwa dengan menanamkan nilai-nilai antikorupsi, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk keluarga, bangsa, dan negara. Sebagai pesan terakhir, Wahyuli menyerukan kepada semua perempuan untuk tetap menjadi agen perubahan, menanamkan nilai-nilai kejujuran, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang. 
Kisah Inspiratif

“Perjalanan Integritas: Kisah Inspiratif Santi Widiastuti sebagai Agen SPAK”

Santi Widiastuti telah menjadi guru selama 28 tahun. Baru saja memulai perjalanannya sebagai agen SPAK setelah mengikuti Training of Trainer (TOT) di Jakarta. Sebagai ibu dari dua anak, Santi merasa tertantang untuk menyelami pemahaman baru tentang perilaku korupsi dan mengubah paradigma dalam kehidupannya. Santi menemukan bahwa banyak tindakan sehari-hari yang sebelumnya dianggap biasa ternyata merupakan bibit-bibit korupsi yang perlu dihindari. Melalui refleksi dan diskusi dengan keluarga ia memulai langkah perubahan dengan meningkatkan kedisiplinan diri dan memperkenalkan nilai-nilai integritas kepada anak-anaknya.  Mendapat pencerahan dari teman-teman sejawatnya, ia menyadari bahwa perilaku korupsi bisa mengintai di mana saja, bahkan dalam tindakan-tindakan kecil sehari-hari yang selama ini dianggapnya biasa. Kesadaran ini membawanya pada sebuah tekad baru untuk berubah, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan lingkungannya.  Santi mulai  dari  hal-hal kecil, seperti tidak lagi memberikan tip kepada petugas kebersihan atau satpam. Salah satu yang dibawanya setelah mengikuti TOT ialah permainan SEMAI yang ia mainkan bersama muridnya di kelas. Permainan SEMAI menciptakan ruang bagi anak-anak untuk berdiskusi dan menyadari pentingnya sikap-sikap positif dalam kehidupan mereka.  Namun, ujian sejati datang ketika Santi dihadapkan pada gratifikasi menjelang Ramadan, yaitu orangtua. Ia bingung apakah harus menolak atau menerima karena pemberian dalam rangka hari raya tentunya diberikan dengan iklas. Dalam perjuangan untuk mempertahankan integritasnya, Santi menghadapi kebingungan dan dilema. Namun, dengan keteguhan hati, dia akhirnya menemukan jalan keluar  untuk menolak pemberian itu tanpa menimbulkan sakit hati pada pemberinya, Santi lega karena telah berhasil mengedepankan nilai-nilai yang diyakininya.  Di tengah perjalanan yang penuh liku, Santi juga harus menghadapi pertimbangan tentang mengirimkan hampers kepada pelanggan cateringnya. Meskipun tindakan ini bisa berdampak pada pandangan pelanggannya, Santi memilih untuk tetap mengikuti nilai-nilai yang diyakininya.  Di sekolah tempat Santi Widiastuti mengajar, diperkenalkan sebuah proyek bernama Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dikenal sebagai P5. Proyek ini menekankan enam nilai penguatan pada profil Pelajar Pancasila:  1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.  2. Mandiri.  3. Bergotong royong.  4. Berkebhinekaan global.  5. Kreatif.  6. Bernalar kritis.  Dalam Training of Trainer (ToT) yang diikutinya, Santi diperkenalkan dengan sembilan nilai karakter yang seharusnya ditanamkan dalam diri anak-anak sejak dini. Melalui permainan SEMAI, Santi lebih mudah mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam P5. Misalnya, kejujuran ditarik hubungannya dengan nilai beriman dan bertakwa, sedangkan berkebhinekaan global dihubungkan dengan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.  Dengan demikian, profil Pelajar Pancasila dapat dijabarkan dengan baik melalui permainan SEMAI sesuai dengan sembilan nilai karakter. Sebagai agen SPAK, Santi berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam mendidik anak-anak dan menanamkan nilai serta karakter baik dari sekolah. Dia percaya bahwa setiap kontribusi, sekecil apapun, akan membawa kebaikan di masa depan.  Pesan dari Santi untuk masyarakat adalah pentingnya membiasakan yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Dia mengajak semua orang untuk bersama-sama mengawali perubahan menuju kebaikan, dan meyakini bahwa dengan kesadaran dan tindakan nyata, Indonesia dapat menjadi negeri yang lebih baik dengan penduduk yang memiliki integritas tinggi.   Melalui kisah perjalanan Santi, kita belajar bahwa perubahan dimulai dari langkah-langkah kecil yang diambil dengan tekad yang kuat. Setiap tindakan kecil yang diambil dengan integritas adalah langkah menuju perubahan yang lebih besar, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa ini. Santi Widiastuti adalah bukti hidup bahwa kebaikan selalu dapat ditemukan dalam setiap sudut kehidupan, asalkan kita memiliki keberanian untuk berubah. 
Kisah Inspiratif

Perjalanan Inspiratif Seorang Guru dan Agen SPAK dalam Melawan Korupsi

Seorang guru dan penulis bernama Endah Winarsih, S.Pd., M.Pd., dari Surabaya,  memulai perjalanan inspiratifnya sebagai agen SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi). Ia ikut dalam Training of Trainer (TOT) pada  tahun 2020 khusus untuk guru-guru di Surabaya dalam rangka pembentukan gerakan dengan  nama  “Guru Pembangun Peradaban” yang merupakan kolaborasi SPAK Indonesia dengan PT Daya Lima, PT Paragon Technology and Innovation, Bank Mandiri, dan PT Peti Kemas Surabaya. Gerakan ini merespon kebijakan Ibu Tri Rismaharini walikota Surabaya pada waktu itu untuk memberlakukan pendidikan antikorupsi di semua satuan pendidikan di kota Surabaya. Usul SPAK untuk memulai pelaksanaan kebijakan tersebut  dengan membangun guru-guru yang antikorupsi disetujui oleh beliau. Maka SPAK berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan perusahaan swasta tersebut diatas mengadakan pelatihan untuk 350 orang guru SD dan SMP. Ibu Endah Winarsih adalah salah satu peserta.  Dalam pelatihan SPAK tersebut, Ibu Endah diperkenalkan dengan alat bantu pendidikan antikorupsi berupa permainan yang kemudian dimanfaatkannya sebagai alat bantu mengajar dalam mata pelajaran PKN yang diampunya.  Setelah mengikuti training, Endah aktif sebagai agen SPAK, bertekad untuk melanjutkan misi memberikan edukasi antikorupsi di lingkungannya. Ia pertama-tama memulai dengan meningkatkan kedisiplinan diri dan merenungkan bibit-bibit korupsi yang masih melekat pada dirinya. Selanjutnya, Endah berupaya memberikan pemahaman tentang bibit korupsi dalam keluarga, sekolah, dan gereja tempatnya berkiprah.  Sebagai agen SPAK, Endah merasakan perubahan signifikan dalam dirinya. Kesadaran akan perilaku koruptif membuatnya lebih berhati-hati dalam tindakan sehari-hari. Ia kini dapat mengidentifikasi perilaku yang patut dihindari dan bersikap tegas terhadap perilaku koruptif.  Dalam perjalanannya, Endah menghadapi situasi menarik terkait gratifikasi dan suap di kalangan pendidik. Terkadang, siswa memberikan hadiah sebagai ungkapan terima kasih, seperti kenang-kenangan kepingan emas. Namun, berpegang pada integritas dan kode etik, Endah dengan tegas menolak pemberian tersebut.  Sebagai seorang agen SPAK, Endah melakukan berbagai gerakan untuk melawan korupsi. Mulai dari mengundang SPAK untuk memberikan wawasan anti korupsi kepada siswa, menambahkan materi ajar anti korupsi dalam pembelajaran, hingga mengajak siswa membuat poster antikorupsi. Ia juga berbagi pengalaman anti korupsi dalam  dan mendapatkan penghargaan sebagai penulis artikel populer pada Seminar dan Gerakan Antikorupsi Forkom AKUI (Forum Komunitas Alumni Kristiani Universitas Indonesia).  Harapan Endah sebagai agen SPAK adalah mampu mengedukasi orang di sekitarnya untuk tidak terjerumus dalam perilaku koruptif dan menanamkan nilai integritas. Ia bermimpi agar semakin banyak orang yang bersuara melawan korupsi, sehingga Indonesia dapat menjadi negeri yang lebih baik dengan penduduk yang memiliki integritas tinggi.  Perjalanan Endah Winarsih menjadi agen SPAK adalah contoh nyata bahwa setiap individu, terutama dalam dunia pendidikan, dapat berkontribusi nyata dalam melawan korupsi dan membentuk generasi yang lebih bermoral. 
Berita Event

Delapan Belas Agen SPAK Baru Siap Sebarkan Semangat Antikorupsi

SPAK Indonesia baru saja menyelenggarakan Pelatihan untuk Pelatih (ToT) dari tanggal 29 Februari sampai dengan 1 Maret 2024. Kegiatan ini bertujuan menambah jumlah Agen untuk memperkuat SPAK Indonesia agar dapat terus menyebarkan nilai-nilai antikorupsi dalam masyarakat.  Dalam pelatihan selama 2,5 hari, para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang delik-delik korupsi, melakukan refleksi terkait perilaku koruptif sehari-hari, mengenal berbagai permainan SPAK, serta belajar menjadi fasilitator permainan SPAK. Pelatihan juga melibatkan simulasi untuk mempraktikkan pemahaman yang diperoleh dalam berbagai situasi kehidupan.  Para peserta yang lulus pelatihan akan menjadi agen SPAK dan siap terjun ke masyarakat untuk menyebarkan semangat antikorupsi. Mereka telah dilatih oleh narasumber berkompeten, antara lain Ganjar L Bonaprapta, Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Judhi Kristantini, Pendiri SPAK dan Penasihat SPAK Indonesia, Wawan dari Transparency International Indonesia, dan Maria Kresentia, Direktur SPAK Indonesia serta agen-agen SPAK Jakarta yang sudah lebih dahulu mengikuti pelatihan.  Peserta ToT ini cukup beragam dari sisi profesi maupun usia. Ada yang jauh-jauh datang dari Bontang, Samarinda dan Menado atas biaya sendiri. Mereka ada yang bekerja di Inspektorat dan juga Bea dan Cukai. Selain itu ada juga guru, mahasiswa, aktivis dan asesor. Meskipun cuaca tidak mendukung pada hari pertama, semangat peserta tetap tinggi, menunjukkan komitmen mereka dalam berpartisipasi dan belajar. Setiap peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan akan mendapatkan sertifikat kehadiran, dua permainan SPAK (SEMAI untuk siswa dan MAJO untuk dewasa umum), serta perangkat sosialisasi lain. Dalam lembar refleksi yang diisi peserta di akhir pelatihan, semua menyatakan pelatihan ini membuka mata mereka tentang betapa banyak perilaku koruptif di masyarakat bahkan mereka pun sering melakukan tanpa menyadari. Sebagai langkah awal para Agen SPAK baru ini bertekad untuk mengubah pola pikir selama ini yang cenderung membenarkan kebiasaan-kebiasaan yang salah, serta mulai menyebarkan nilai-nilai antikorupsi yang diperoleh dalam pelatihan pada lingkungan sekitar dengan menggunakan permainan SPAK.   Kehadiran 18 Agen perubahan ini sungguh suatu yang membahagiakan, karena mereka mendaftarkan diri secara suka rela dan berkomitmen untuk menyebarkan nilai-nilai antikorupsi di masyarakat. Mereka memberikan harapan masih adanya orang-orang yang merindukan perubahan dan ingin melihat Indonesia bebas dari korupsi, walaupun harus melewati perjalanan panjang dan sepi.    Setelah mengikuti TOT, Agen SPAK bermain SEMAI bersama MahasiswiMengajak teman kantor bermain MAJO
Kisah Inspiratif

“Ninja Hatori dari Gunungkidul: Perjuangan Puji Lestari sebagai Ibu, Pemimpin Kelompok, dan Agen SPAK”

Puji Lestari, ibu berusia 45 tahun dari Gunungkidul, Yogyakarta. Ia adalah ibu dari seorang anak berkebutuhan khusus, cerebral palsy. Tidak hanya sebagai ibu yang kuat, Puji juga memimpin kelompok hebat, Mitra Ananda Gunungkidul, yang fokus membantu anak-anak dengan berbagai disabilitas seperti cerebral palsy, down syndrome, dan autisme. Namun, perjuangan Puji tidak hanya itu, dia juga menjadi pengurus di Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS).    Tahun 2017 dia mengikuti Training of Trainer (TOT) yang diadakan oleh SPAK Indonesia. Melalui proses seleksi yang ketat, hanya 7 dari 15 orang yang berhasil lolos, termasuk Puji. TOT tersebut tidak hanya melibatkan orang tua yang mendampingi anak-anak disabilitas, tetapi juga perempuan disabilitas dari berbagai organisasi di Jogja. TOT ini dibuat khusus untuk fokus kepada Agen SPAK Disabilitas.    Sebagai agen SPAK, Puji tidak tinggal diam. Ia giat melaksanakan kegiatan “nyepak” di PKK Kalurahan di Kabupaten Gunungkidul. Sasarannya adalah istri pamong kalurahan yang potensial terlibat dalam praktik korupsi. Mulai dari penyampaian korupsi dalam bentuk uang/dana hingga korupsi waktu, Puji berusaha membawa perubahan. Sosialisasi dilakukan dengan menghadapkan sound system ke arah kantor lurah dan pamong, agar mereka mendengarkan dengan seksama.   Perubahan yang dilakukan oleh Puji terasa signifikan. Kantor-kantor kalurahan yang sebelumnya lembur kini menjadi disiplin waktu. Praktik pungli dan money politik pun berhasil dihapuskan. Puji sendiri merasakan perubahan dalam penghargaan terhadap pendapatnya. Kini, dia menjadi anggota badan permusyawaratan di Kalurahan Rejosari, memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja dan pelaksanaan program Pemkal Rejosari.  Namun, perjalanan Puji tidak selalu mulus. Di salah satu kalurahan, ketika dia mengenakan seragam kaos SPAK, para pamong awalnya menolak. Mereka ketakutan, mengira Puji dan timnya adalah penyidik. Namun, setelah menjelaskan Puji berhasil meyakinkan mereka bahwa misi mereka adalah sosialisasi pendidikan anti korupsi.   Di balik ketegasan sebagai agen SPAK, Puji memiliki julukan yang menarik, “Ninja Hatori.” Julukan ini tidak datang begitu saja, melainkan sebagai penghargaan atas ketangguhannya yang membutuhkan perjalanan melelahkan melintasi bukit dan lembah Gunungkidul, dengan jarak tempuh mencapai 30 km – 60 km.   Untuk ke depannya, Puji memiliki harapan besar. Ia berharap agar jumlah agen SPAK di Gunungkidul terus bertambah, mengingat luas wilayah mereka yang mencakup 144 kalurahan, sekitar sepertiga dari luas Yogyakarta. Puji menginginkan pendampingan lebih dari SPAK pusat untuk memperkuat gerakan mereka. Tidak hanya itu, Puji berharap agar kartu-kartu permainan SPAK dilengkapi huruf Braille, memungkinkan teman-teman disabilitas netra bermain mandiri di komunitas mereka. Selain itu, dia menginginkan adanya pelatihan khusus untuk agen SPAK baru yang telah direkrut, sehingga mereka dapat turut membantu dalam kegiatan nypak di lingkungan masing-masing.    Puji Lestari, seorang ibu, pemimpin kelompok, dan agen SPAK, telah membuktikan bahwa semangat perubahan dan keberanian dapat membawa dampak positif. Di balik kesibukannya merawat anak disabilitas, Puji menunjukkan bahwa satu orang bisa menjadi pahlawan dalam memerangi korupsi dan membawa perubahan yang berarti dalam masyarakat. 
Berita Event

SPAK INDONESIA DIUNDANG DALAM PENYERAHAN INTERNATIONAL ANTI-CORRUPTION EXCELLENCE AWARD (ACE AWARD) 2023 DI UZBEKISTAN

International Anti-corruption Excellence Award (ACE Award) 2023 diselenggarakan di Tashkent, Uzbekistan dan untuk pertama kalinya Rolacc (Rule of Law of Anti-corruption Committee) sebagai penyelenggara mengundang seluruh pemenang dari tahun-tahun sebelumnya. SPAK Indonesia sebagai pemenang tahun 2017 dari katagori Youth Creativity and Engagement turut diundang pula dalam acara yang berlangsung dari tanggal 18 sampai dengan 21 Desember 2023. Undangan ini merupakan suatu kesempatan bagi SPAK Indonesia untuk berbagi apa yang telah dicapai serta tantangan yang masih dihadapi setelah menerima penghargaan tersebut di tahun 2017. Acara ini juga merupakan kesempatan baik bagi seluruh peserta untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pegiat antikorupsi yang memiliki fokus yang sama. Setelah puncak acara yaitu penyerahan penghargaan bagi pemenang dari berbagai negara, digelar diskusi panel yang diikuti oleh para pemenang tahun 2023, serta para pemenang sebelumnya. Ada 5 panel dengan topik berbeda yang masing-masing dimoderatori oleh para ahli yang pernah menjadi juri di ACE Award, di antaranya dari UNODC, Jaksa dan Profesor pengajar di perguruan tinggi. Kelima topik panel tersebut adalah International Perspectives on Corruption, Central Asia Regional Initiatives on Countering Corruption, Youth Academia and Education, Uncovering the Truth behind Corruption, The Nexus between Academia and Innovation. SPAK menjadi pembicara dalam Panel 4 dengan tema “Uncovering the Truth behind Corruption” yang dimoderatori oleh Suzanne Culley-Haiden, mantan Jaksa Federal Amerika Serikat. Dalam kesempatan tersebut Maria Kresentia yang mewakili SPAK Indonesia, mengangkat isu korupsi sebagai enabling factor dari kejahatan terhadap perempuan yang belum menjadi perhatian khusus pemerintah, sementara angka korban perempuan dan anak-anak tinggi. Kejahatan terhadap perempuan tersebut meliputi perkawinan anak, perdagangan orang dan sextortion. Isu ini merupakan salah satu fokus SPAK Indonesia, disamping pendidikan nilai-nilai antikorupsi. SPAK merasa perlu terus membangun narasi tentang keterkaitan antara korupsi dan terjadinya kejahatan terhadap perempuan untuk mendorong upaya-upaya pencegahan melalui advokasi kebijakan dari tingkat regional hingga nasional. Diharapkan dengan mencegah praktek-praktek korupsi, kejahatan terhadap perempuan pun dapat dicegah dan lebih banyak perempuan dapat diselamatkan. Ini adalah salah satu wajah korupsi yang perlu ditunjukkan pada publik. Acara ini membuka kesempata bagi SPAK Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan para pemenang lain, baik dari tahun sebelumnya maupun dari tahun 2023 yang mempunyai ketertarikan yang sama terhadap isu-isu perempuan. Maka terbentuk lah group informal terdiri dari para pemenang dari Cyprus, Inggris, Amerika, Liberia dan Indonesia yang semuanya perempuan. Group ini mengajukan usul pada Rolacc sebagai penyelenggara ACE Award untuk membuat wadah khusus khusus isu Gender dan Korupsi, dan mendapat tanggapan positif dari pihak Rolacc. Wadah ini nantinya diharapkan dapat mendorong berbagai kegiatan terkait isu-isu korupsi dan perempuan, serta membuka jaringan dengan berbagai lembaga internasional.